Share |





Karakter Iklan ( Bagian 2 )

Pada bagian awal, kita telah mengetahui bahwa dalam membuat lirik dan musik berbeda dengan membuat pesan bersuara. Proses seperti ini, dengan fantasi yang sangat terbuka, secara sengaja dibiarkan masuk dalam ingatan kita. Dalam hal ini iklan "drama" sama dengan musik. Drama, sama halnya dengan musik, lebih enak ditonton dan dinikmati. Pengalaman dan kesenangan adalah fokus proses mental kita. Proses mental dalam diri kita tidak selalu diatur untuk menganalisis kebenaran dan kesalahan sebuah drama. Di sini, yang termasuk iklan drama klasik adalah iklan Pepsi versi penggalian arkeologi – mengilustrasikan sebuah botol minuman Coke yang ditemukan di daerah galian arkeologi. Di pihak lain, sang profesor tidak mengetahui benda itu. Iklan drama klasik juga ada pada iklan deodoran Impulse ("if someone gives you flowers, it may be just impulse"), AT&T "Reach out and touch someone" dan iklan serial Nestle' Gold Taster's Chioce/Nescafe. Iklan-iklan ini secara emosional mengajak kita masuk ke dalam cerita itu – sekaligus sebagai hiburan dan pada saat yang sama mampu mendidik kita. Iklan drama berbeda dengan iklan model kuliah. Iklan ini tidak hanya memuat wajah orang, namun juga karakter dan jalan ceritanya. Semua elemen iklan ini dapat membantu mengarahkan iklan ke dalam pikiran orang.

Terdapat perbedaan yang cukup mencolok antara mendengarkan kuliah atau berdebat dengan menonton konser atau film. Berdebat adalah undangan berargumentasi, sedangkan menonton film merupakan undangan bersenang-senang. Selengkapnya

Labels: