Liputan6.com, Barcelona: Ternyata pengobatan kanker melalui operasi pengangkatan seluruh payudara (mastektomi radikal) bukanlah langkah terbaik ketimbang pasien yang menjalani perawatan pengangkatan sel jaringan kanker (lumpectomy) dan kemudian diradiasi. Demikian dikatakan Lori Pierce, profesor radiasi onkologi dari Universitas Michigan, Amerika Serikat, Jumat (28/3).

Dalam konferensi kanker payudara di Barcelona, Spanyol, Lori mengatakan kelangsungan hidup pasien yang menjalani lumpactomy diikuti radiasi hampir sama dengan yang mengikuti mastektomi radikal, terutama dalam penanganan tahap awal kanker payudara. Kesimpulan ini berdasarkan penelitian terhadap 655 wanita penderita kanker payudara di Australia, Israel, Spanyol dan AS.

Namun, diakui risiko kanker kambuh setelah 15 tahun menjalani pengobatan tetap ada. Bagi wanita yang menjalani lumpactomy dan kemudian dikemoterapi, risiko kanker kambuh kembali sebesar 12 persen. Sedangkan jika pasien menjalani mastektomi secara menyeluruh memiliki kemungkinan sebesar enam persen kambuh lagi. Hanya saja, bagi yang menjalani perawatan lumpactomy maka risiko kambuh 24 persen.

Kendati demikian, Maria Leadbeater, staf klinik spesialis kanker Breast Cancer Care di Inggris, mengatakan temuan ini dapat mengubah diskusi antara dokter dengan pasien, sehingga bisa memilih cara pengobatan yang lebih efektif. Maria mengingatkan jika kedua pilihan pengobatan sama efektifnya, maka keinginan pasien bisa menjadi lebih penting.(ADD/ANS/AP)