Penulis : Ikarowina Tarigan
Media Indonesia - SUDAH lama tidak melakukan hubungan intim? Anda tidak sendiri. Frekuensi seks perempuan sekarang jauh lebih sedikit dibandingkan perempuan di tahun 1950-an. Berdasarkan perkiraan, sekitar 40 juta warga Amerika memiliki apa yang disebut pakar sexless marriage (melakukan seks kurang dari 10 kali setahun).
Padahal, seks secara teratur baik untuk kesehatan. Seks bisa memuaskan kebutuhan emosional dan keintiman fisik serta menguatkan hubungan dengan pasangan.
Untuk membantu Anda, berikut beberapa penyebab yang bisa menghambat hubungan seks Anda dengan pasangan. Dengan memecahkan masalah ini, Anda bisa mendapatkan kembali kehangatan hubungan intim Anda:
Tempat tidur tidak seksi lagi
Anda tentu sudah sering mendengar bahwa tempat tidur sebaiknya hanya digunakan untuk seks dan tidur. Akan tetapi, banyak orang (mungkin termasuk Anda) yang seringkali membawa masuk pihak ketiga, seperti laptop, PDA, serta teknologi lain yang bisa mengganggu tidur dan mendinginkan kehidupan seks Anda.
Selain itu, tentunya akan semakin sulit memulai seks jika pasangan Anda bersembunyi di balik surat kabar atau fokus ke TV atau jika tangan Anda lebih sibuk berseluncur di situs internet dibandingkan ke tubuh pasangan.
Tips: Jadikan kamar tidur Anda area bebas teknologi. Kemudian perhatikan kehidupan Anda (mulai dari percintaan dan pekerjaan hingga hiburan dan keluarga). Jadikan seks sebagai prioritas. Jika perlu membuat jadwal seks seperti jadwal rapat, silahkan saja.
Obat pembunuh dorongan seks
Anda menggunakan kontrasepsi oral secara teratur? Coba pertimbangkan lagi. Kontrasepsi oral mengandung estrogen. Estrogen ini, terang Michael Krychman MD dari Hoag Hospital, Kalifornia, meningkatkan produksi protein yang dikenal dengan sex-hormone binding globulin (SHBG). SHBG bisa menjerat testosteron, sehingga mengganggu dorongan seks. Selain itu, obat-obat penuruntekanan darah, obat cemas, naiknya asam lambung, serta obat antidepresi juga bisa menurunkan dorongan seks.
Tips: Berkonsultasilah dengan dokter mengenai efek samping seksual dari semua obat-obatan yang Anda gunakan. Selain itu, Anda juga bisa mencoba metode kontrasepsi tanpa hormon, seperti kondom atau IUD.
Terlalu sibuk
Kepadatan aktivitas, mulai dari bekerja, memasak, dan merawat keluarga akan membuat Anda kelelahan. Selain itu, stres akibat kehdiupan modern juga bisa memicu perubahan hormon yang akan merusak siklus respon seksual tubuh Anda.
Tips: Cobalah mengatur hidup Anda. Sediakan waktu khusus untuk setiap aktivitas dan sediakan alarm sebagai pengingat batas waktu.
Tidak percaya diri dengan bentuk tubuh
Banyak perempuan, menurut pakar, yang tidak mau melakukan hubungan intim jika mereka kelebihan berat abdan atau mengalami perubahan bentuk badan selama kehamilan. Sosok ideal yang ditunjukkan di media sangat memengaruhi konsep seksi pada banyak perempuan.
Tips: Tanyalah kepada pasangan mengenai apa yang dia sukai dari tubuh Anda. Pujian dari pasangan akan membuat Anda lebih positif. Selain itu, Anda bisa mencoba menurunkan berat badan. Sebuah survei, seperti dikutip situs health.com, menunjukkan bahwa 37 persen responden merasa lebih seksi setelah menurunkan berat badan. Pada faktanya, menurunkan berat badan sebanyak satu ons saja bisa meningkatkan dorongan seksual.
Menjelang menopause
Sebelum menopause, terjadi perubahan hormon, khususnya penurunan jumlah estrogen. Hal ini akan memicu perubahan fisiologis. Jaringan vagina yang sensitif menjadi kurang lembab. Vagina kering ini akan memicu rasa sakit saat melakukan hubungan seks, sehingga membuat Anda enggan melakukan hubungan intim.
Tips: Berkonsultasilah dengan dokter mengenai pro dan kontra terapi hormon pengganti (hormone replacement therapy/HRT), yang bisa mengurangi gejala menopause. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa krim estrogen bisa meredakan kekeringan vagina tanpa diringi risiko HRT. Selain itu, pelumas juga bisa membantu meredakan sakit. (IK/OL-06)