Labels:
Ketika Iklan Menjadi Realita
Ketika menonton Tv atau film di gedung bioskop, kita sedang dalam satu realita, sekaligus sedang menonton realita lain melalui tembok transparan imanjiner. Jika kita dapat merasakan hidup dengan mengamati kehidupan para tetangga di sekitar kita maka kita pun dapat merasakan pengalaman hidup yang sesungguhnya melalui layar Tv atau film. Iklan sering menunjukkan karakter dalam "kehidupan yang sesungguhnya" dan dalam situasi emosional. Dalam situasi seperti ini merek yang diiklankan bisa berperan baik sebagai peran pembantu maupun peran utama. Iklan yang menggunakan model drama mini secara tidak langsung melibatkan kita ke sebuah cerita daripada hanya menganggap kita sebagai penonton di depan Tv. Dalam hal ini, hubungan atau keterikatan secara permanen dapat berkembang di antara rasa keberpihakan dan merek itu sendiri. Iklan mengajak kita untuk mengamati karakter itu dan mempelajari apa yang dialaminya tanpa berharap kita bisa berpihak pada, atau ingin "menjadi seperti", karakter itu. Barangkali fantasi itu tidak benar, namun kita dapat belajar darinya, seperti yang ditunjukkan Sesame Street. Selengkapnya