Iklan dengan nilai ekpresif dicontohkan oleh iklan rokok A Mild, yang menggunakan kata-kata. Demikian pula iklan yang menggunakan brand disassociation, yaitu memberikan penempatan yang tidak biasa atau tidak terpikirkan sebelumnya (extraderm) seperti pada iklan sampoerna hijau tentang orang-orang yang sedang bermain catur di langit, atau iklan Nokia tentang seorang polisi yang akan menilang sebuah mobil tetapi mobil yang akan ditilang itu bergerak maju-mundur sendiri padahal pemiliknya sedang bercukur.
Bahasa dalam periklanan atau pesan dalam periklanan harus dapat menjawab pertanyaan: apa? Untuk apa? Caranya? Hasilnya? Atau dampaknya? Iklan yang baik adalah iklan yang singkat, jelas, mudah dipahami, serta mengandung pengulangan kata jika dibutuhkan. Dalam pesan verbal ini dapat digunakan teknik:
- Iklan yang diambil dari bahasa pergaulan atau bahasa sehari-hari seperti, "Emang gue pikirin!" atau diambil dari jargon seperti, "Ringan sama dijinjing, kalo berat elo yang pikul".
- Iklan yang menggunakan dialek daerah seperti, "Wes-ewes-ewes bablas angine".
- Iklan dengan pengabaian tanda baca dan ejaan justru menimbulkan istilah baru dalam bahasa pergaulan, seperti, "Gue bangeut Gitu Loh".
Disadari bahwa dalam penyampaian pesan sebaiknya dihindari penggunaan bahasa yang kurang dipahami oleh segmentasi yang dituju. Ini ditujukan untuk menghindari kekaburan pesan dan kemungkinan terjadinya salah tafsir atau persepsi dari khalayak terhadap pesan yang ingin disampaikan. Untuk produk yang ditujukan pada segmentasi yang beragam perlu memerhatikan hal itu secara hati-hati.
Intensitas sebuah iklan atau promosi ditentukan oleh kemampuan iklan dalam menggaet respons konsumen, efek visual yang kuat, kejelasan isi pesan, kejelasan isi gambar, emosi, dan kredibilitas produk atau produsen. Asumsi stimulus iklan yang memungkinkan iklan memiliki daya tarik lebih besar dipengaruhi oleh: Ukuran visual, Tokoh iklan (artis, model, atau tokoh), kecepatan khalayak menyimpan data di otak (tidak terlalu banyak stimulus penting yang harus diingat), durasi standar dari penyajian iklan televisi berkisar 15 – 30 detik.
Labels: