Share |





Maskot, Tokoh Profesional dan Tokoh Masyarakat

Maskot simbolisasi terhadap sesuatu yang dapat mewakili keinginan, hasrat ingin tahu atau kebutuhan dapat dengan mudahnya untuk mengaktifkan rangsangan pada khalayak agar dapat menyimpulkan arti dari simbolisasi itu secara sederhana atau umum. Demikian pula simbol sebagai inti dari pesan iklan dapat disampaikan dalam bentuk gambar atau teks. Dalam penentuan simbol atau maskot, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, bagaimana visual/teks dapat dengan mudah diartikan dalam bahasa yang sama, dapat menghadirkan sebuah kenyamanan, dapat memberikan rangsangan terhadap khalayak untuk melakukan tindakan, dapat menjelaskan visi dan misi organisasi yang berkorelasi dengan khalayak, dapat dibedakan dari visual/teks perusahaan lain dengan produk sejenis, dapat diterapkan pada setiap kegiatan komunikasi dan memiliki persepsi yang sama pada setiap kerangka pengalaman khalayak. Dengan demikian maskot diharapkan dapat menjangkau tujuan komunikasi yaitu terjadinya perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku.

Ada beberapa hal yang harus diuraikan dalam merumuskan strategi komunikasi:
  • Seperti apakah kinerja yang akan ditampilkan
  • Apa sajakah jenis produk baru yang akan ditawarkan pada segmentasi yang dipilih
  • Apa sajakah bentuk layanan yang akan diberikan pada perusahaan dan calon konsumen

Iklan yang berhubungan dengan kesehatan cenderung menggunakan tokoh dokter atau mirip dokter, yang walaupun dilarang keras tetapi kenyataannya terus berlangsung. Dokter adalah tempat khalayak bertanya mengenai sakit yang dideritanya. Khalayak cenderung mengikuti anjuran dokter suka tidak suka, karenanya atribut dokter seperti stetoskop atau baju putih pun digunakan.

Tokoh masyarakat biasanya menarik perhatian khalayak, karena merupakan figur yang menjadi panutan publik (public figure). Kehadiran Amien Rais dalam sebuah kampanye iklan produk tertentu mengejutkan banyak orang. Jelas perhatian orang akan tertuju pada apa yang dibawa oleh tokoh itu. Lain halnya jika saya sendiri yang muncul, karena saya bukan public figure, tidak akan ada orang yang memperdulikan apa yang saya bawa. "orang pintar minum tolak angin" kata Shopia Latjuba dengan Renald Kasali di sisinya. Bagi kalangan manajemen dan komunikasi, renald kasali dikenal melalui berbagai buku dan seminarnya, tetapi di kalangan masyarakat umum, renald kasali tidak seterkenal sopia latjuba, lilis karlina, atau dewa. Penggunaan tokoh ini bertujuan meraih peningkatan citra iklan produk di mata konsumen, atau mungkin ada hal lainnya.

Labels: