Setiap tindakan yang kita lakukan, baik disadari ataupun tidak disadari, memiliki tujuan tertentu dalam arti adanya keinginan untuk memperoleh kepuasan yang ingin segera dicapai secepatnya, atau langkah-langkah yang ingin dicapai di masa mendatang. Karena manusia adalah mahluk berfikir, atau human thinking, maka setiap tindakan yang dilakukan menunjukkan apa yang dipikirkan. Hubungan naluri dengan nalar sangatlah erat. Ketika anda lapar, dari rasa lapar itu tumbuh sebuah keinginan, dan keinginan ini adalah hasrat atau naluri. Ketika kita bergerak, secara sadar atau tidak sadar hal itu merupakan hasil dari nalar. Demikianlah, otak manusia merupakan sistem yang tersusun secara kompleks. Otak mengendalikan saraf dan otot serta menghasilkan suatu tindakan yang sangat penting bagi dirinya sendiri dan mahluk-mahluk di sekitarnya. Replika cara otak manusia bekerja dapat kita lihat pada sistem jaringan perangkat lunak komputer, karena komputer meniru proses dan sistem kerja otak manusia.
Otak manusia bekerja dan berkembang sesuai rangsangan (stimulus) dari luar yang berkaitan dengan kebutuhan yang ada dalam diri seseorang. Demikianlah dapat kita pahami mengapa stimulus yang ada di luar manusia dapat ditangkap dan diseleksi, di mana prosesnya disebut organize. Proses mekanisme kerja dari hubungan anatara otak, hasrat, naluri, dan stimulus terhadap tindakan seseorang, karena inilah yang terjadi dan mudah ditafsirkan dalam upaya kita memprediksi tindakan dan sikap seseorang ketika menghadapi objek.
Belch (2004) menyatakan cognitive responses, yaitu proses penalaran terhadap stimulus dan stimulus dalam bentuk penerimaan atau penolakan terhadap pesan yang ditangkap. Belch juga menyebutkan dua bentuk respons khusus dari penangkapan pesan, yaitu:
Counterarguments adalah bentuk perlawanan terhadap pesan yang diterima, sebagi contoh: saya tidak percaya deterjen A bisa membersihkan kotoran lemak kecap. Hal ini cenderung berkaitan dengan pengalaman atas segala yang dialami sebelumnya.
Support arguments adalah bentuk dukungan terhadap pesan yang diterima, sebagai contoh: penggunaan zat A pada deterjen memungkinkan sisa lemak kecap dibersihkan, ini menarik dan saya akan mencobanya. Hal ini cenderung terkait dengan pengalaman dan penalaran yang objektif, biasanya tindakan yang akan dilakukan memiliki bobot yang cukup tinggi.
Pentingnya perubahan pengetahuan dalam strategi komunikasi pada tahap awal merupakan langkah positif dari sebuah proses yang menunjukkan perubahan perilaku, intinya pesan dimaksudkan untuk:
- Mengenalkan penemuan baru
- Menginformasikan cara baru dalam memenuhi kebutuhuan
- Menggambarkan bagaimana kepuasan itu dapat terpenuhi
- Memberikan alternatif cara pemuasan kebutuhuan serta alasan rasional untuk menjawab pertanyaan mengapa alternatif ini patut dicoba.
Usaha untuk merancang strategi perubahan pengetahuan tidak cukup hanya dilakukan satu kali, karena pesan yang disampaikan melalui media cenderung memiliki kelemahan. Pesan yang disampaikan ada kaitannya dengan kecepatan komunikam dalam menangkap pesan, disinilah mengapa pesan ini harus diulang berkali-kali.
Wilcoux, Aux dan Agee menyatakan bahwa pengulangan pesan dalam media memiliki beberapa alasan:
- Pengulangan ini penting karena semua individu dalam khalayak sasaran tidak dapat melihat atau mendengar pesan dalam waktu yang bersamaan.
- Ada peluang untuk menghindari kegagalan khalayak dalam mengingat pesan jika sumber memiliki kredibilitas yang tinggi, dimana pengulangan dapat mencegah erosi opini publik atau konsumen
- Pengulangan membantu khalayak mengingat pesan itu sendiri, studi menunjukkan bahwa Advertising dapat cepat dilupakan jika tidak diulang secara terus menerus
- Pengulangan dapat meningkatkan pembelajaran dan membangun peluang penetrasi pada khalayak yang berbeda atau yang bertahan
Berdasarkan penjelasan inilah banyak perusahaan melakukan pembebanan biaya yang tinggi pada tahap perubahan pengetahuan (knowledge changes) strategi komunikasi digunakan tidak cukup hanya dalam tahap awareness, tetapi bagi tahap-tahap komunikasi lainnya, yaitu: perubahan sikap (attitudes changes) dan perubahan perilaku (behaviour changes).
Labels:
























