Share |





Strategi Pemilihan Media

Ingin jadi  Manajer Marketing Communication perlu memiliki pengetahuan yang cukup luas mengenai berbagai media yang dapat digunakan sebagai saluran komunikasi bisnis bagi kebutuhan untuk promosi. Dalam perkembangan media saat ini ditemukan bentuk-bentuk media baru, sejalan dengan semakin sempit dan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menyewa ruang iklan. Sebagai contoh, bioskop kini menjadi peluang tempat pemasangan iklan. Dalam pemilihan media, manajer juga dapat memberikan penilaian media yang efektif, karena media itu berhubungan langsung dengan segmentasi yang dipilih.

Efisiensi penggunaan media dilihat dari sejauh mana media itu dapat menjangkau sasaran secara tepat, frekuensi yang dibutuhkan, dan durasi tayang iklan pada media dengan intensitas yang tinggi. Sejauh ini, pemasang iklan masih terpaku pada jenis media yang sudah umum semisal media massa elektronik dan media cetak (surat kabar dan majalah).

Pembatasan penayangan iklan rokok di televisi menyebabkan promosi rokok memasuki ruang yang lebih dekat dengan konsumen, tanpa disadari bahwa bungkus rokok itu sendiri adalah media promosi yang lebih efektif. Terkadang efektifitas kegiatan promosi rokok, dengan melihat berapa banyak bungkus rokok yang berserakan di meja kafe, trotoar, tempat sampah, atau kantin tempat orang bebas merokok. Merek-merek rokok yang dominan di tempat tertentu dapat menunjukkan segmentasi dari sebuah merek dan menunjukkan kelas konsumen dari rokok itu. Katakanlah, di suatu cafe atau tempat biliar ditemui 3-5 merek rokok. Bioskop kini diserbu oleh iklan produk rokok, minuman segar, dan iklan-iklan lainnya. Penayangan iklan di Bioskop cenderung lebih efektif. Mengapa? Karena bullet proof theory benar-benar berlaku. Di sini penonton tidak leluasa untuk menghindari iklan. Mereka terperangkap pada satu stimulus yang kuat, kecuali jika ia menutup mata atau berbicara dengan teman disampingnya, tetapi hanya sedikit penonton yang melakukan hal serupa.

Mungkin iklan bioskop terbilang lebih efektif, tetapi efesien penggunaan media ini hanya dapat dilihat dari iklan apa dan siapa yang akan menonton film itu. Dengan harga tiket Rp.10.000,- s/d Rp.25.000,-, tentu saja penonton bukanlah dari kalangan menengah ke bawah. Dan jelas jika harga tiket hanya Rp.5000,- s/d Rp.10.000,- penonton tentunya dari segmentasi kalangan menengah kebawah. Dengan demikian segmentasi dan Tarif sewa ruang iklan akan mempengaruhi penetapan besar anggaran dan media yang akan digunakan. Media luar ruang kini beragam. Bahkan papan nama toko, kantor, atau cafe kerap menjadi sasaran promosi. Semua ini masuk dalam perhitungan dan analisis ketika melakukan seleksi terhadap media apa saja yang akan digunakan dalam penetapan strategi marketing communication.

Labels: