Pemberian simbol atau label bertujuan untuk memudahkan konsumen menentukan dalam pengambilan satu keputusan pembelian sebuah produk atau penggunaan sebuah biro jasa. Simbol ataupun lambang tidak begitupun saja populer, karena dibutuhkan waktu yang cukup lama dan dengan strategi promosi atau beriklan yang unggul. Kemunculan brand berawal dari satu tingkatan brand itu sendiri, yang menunjukkan sebuah proses penguasaan pasar yang bertingkat. Tingkatan ini ditentukan oleh sejauh mana brand ini populer dengan batasan-batasan cakupan pasarnya. Tingkat pertama (local brand atau national brand) merupakan awal kemunculan brand yang pertama kali mengusai pasar di linkup lokal. Ketika perusahaan mengambil langkah untuk memperluas pasar yang mencakup penggunaan dan distribusi produk secara nasional, maka brand ini memasuki jenjang sebagai national brand.
Ciri-ciri national brand adalah:
- Produk tersebar atau terdistribusi di seluruh kota dan desa di sebuah negara.
- Promosi menggunakan media massa atau media cetak dengan jangkauan nasional
- Memiliki pusat layanan bagi konsumen di semua kota
- Brand mudah dikenali oleh pelanggan secara tepat dalam satu jajaran produk serupa (pesaing)
- Brand memiliki sejarah yang positif menyangkut kualitas produk dan layanan.
Tingkat kedua, regional brand atau domestic brand, merupakan ciri produk yang dapat mewakili keberadaan produk sebelumnya. Walaupun produk mobil jepang memiliki popularitas di Asia, ekspansi pasar mobil jepang ke negara-negara eropa tidak semudah di Asia. Mereka harus bersaing sengit dengan produk-produk papan atas di pasar Amerika dan Eropa seperti Ford, Volvo, dan Mercedez. Kini kekuatan pasar jepang mulai terganggu di Asia dan harus mau berbagi dengan produk China, Korea, dan Taiwan yang kualitasnya hampir sama baiknya dengan produk Jepang. Di sini peran harga sangat penting dalam persaingan produk dan lebih genjar dalam beriklan.
Adakah hubungan antara brand populer dengan budaya konsumen? Jawabnya bisa saja ada. Walaupun hubungan itu tidak cukup signifikan, tetapi dalam kesempatan tertentu menunjukkan adanya hubungan yang erat di antara keduanya. Perlu ada riset independen mengenai hal ini untuk memperoleh jawaban yang pasti.
Tingkat ketiga, world brand atau international brand menggambarkan brand yang menguasai pasar dunia, terkait dengan franchise di seluruh dunia atau pemilik jaringan pemasaran yang tersebar di seluruh dunia. Siapa yang tidak mengenal Coca Cola, Marlboro, Nike, Adidas, Apple, Hewlett Packard, Sheraton Hotel, IBM, Boeing, Volvo, Mercedez, atau Philips? Semua ini adalah brand yang menempatkan dirinya sebagai produk papan atas dunia. Untuk mengetahui apakah sebuah brand termasuk brand papan atas atau international brand.
Walaupun produk jepang sangat populer di Asia, tetapi sayangnya mereka belum sejajar dengan produk eropa. Hal ini sangat berkaitan dengan jaringan pemasaran yang kuat di seluruh negeri. Microsoft yang mengembangkan produk PC (personal Computer) menempatkan strategi pada sistem pemasaran sehingga menempatkan mereka pada posisi teratas di pasar komputer dunia. Mereka membuka jaringan pasar dan layanan di seluruh dunia. Jaringan mereka merefleksikan kekuatan bisnis. Produk baru mereka selalu menjadi incaran konsumen di seluruh dunia.
Adakah hubungan antara internasional brand dan sistem promosi? Jawabannya adalah Ya. Sebagus apa pun kualitas produk, namun jika tidak didukung dengan kampanye, beriklan, promosi brand secara internasional, maka tidak akan pernah ada kesempatan memosisikan produk dalam klasifikasi international. Proses munculnya sebuah produk menjadi produk internasional brand tergantung pada distribusi, jaringan pasar, promosi, dan iklan yang mereka lakukan dengan cepat, dalam suatu sistem yang saling berhubungan.
Labels: