Share |





Mengapa Mitos Bawah Sadar Mengambil Peran?

Jika sebagai mitos, mengapa iklan bawah sadar mampu bertahan hingga sekarang? Para pembuat undang-undang di beberapa negara yang bereaksi terlalu cepat dengan melarang keberadaan iklan bawah sadar. Secara tidak sadar para decision makers itu justru telah memberikan semacam legitimasi akan kekuatan iklan bawah sadar yang belum tentu benar. Menurut mereka, diberlakukannya undang-undang ini karena belajar dari sejarah iklan bawah sadar sendiri yang menjadi ancaman nyata., yang terjadi undang-undang pelarangan itu justru telah menyuburkan mitos tersebut.

Faktor lain karena mitos sesuai dengan image iklan yang kini banyak dipertahankan industri periklanan. Sebagaimana telah kita pelajari pada bab 1, orang percaya bahwa iklan memiliki kekuatan luar biasa untuk mempengaruhi kita. Oleh karena itu, sekali kita menghubung-hubungkan kekuatan paranormal dengan agen periklanan maka itu merupakan awal terbentuknya kepercayaan pada diri kita akan kekuatan paranormal yang mampu membujuk kita secara halus (bawah sadar). Media juga memberikan andil besar dalam melestarikan dan mengembangkan kepercayaan ini. Mistik ternyata mampu membangkitkan minat pembaca. Di sini, iklan bawah sadar memiliki unsur mistik sama seperti beberapa program Tv, misalnya The X Files dan Riplay's Believe It or Not.

Akan tetapi, benarkah itu semua hanya mitos? Tidak! Ada faktor lain mengapa kepercayaan terhadap iklan bawah sadar bertahan hingga saat ini. Seorang peloncat tinggi mampu meloncat setinggi 6 kaki (2 meter), namun bukan berarti manusia dapat terbang. Ada batasan-batasan seberapa tinggi kita mampu melompat, tanpa melalui alat bantu. Sama seperti kita dapat belajar tanpa memiliki kesadaran penuh. Tak dapat dipungkiri, kita bisa terpengaruh oleh sesuatu tanpa kita menyadarinya. Namun, di sini tidak ada sesuatu yang unik atau manipulatif. Kita barangkali juga percaya bahwa iklan bawah sadar bisa memanipulasi ingatan orang. Meski demikian, hanya karena kita bisa belajar tanpa kesadaran penuh bukan berarti seluruh praktik periklanan manipulatif. Orang bisa melompat setinggi enam kaki – namun terbang merupakan masalah lain. Klaim tentang belajar bawah sadar memberikan setitik kebenaran. Namun, klaim yang berlebihan akan mendistorsi kebenaran ini. Iklan sering bekerja tanpa kita mampu mengamati proses itu. Tidak perlu mengekspos iklan bawah sadar pada Tv dan bioskop karena proses itu terjadi secara alami. Inilah yang disebut komunikasi yang memiliki keterlibatan rendah.

Mari kita melihat berbagai klaim – kira-kira 30 tahun kemudian – berkenaan dengan riset ilmiah tentang psikologi kognitif yang sejak saat itu mulai diakumulasikan. Asumsi mengenai iklan bawah sadar didasarkan pada sebuah kepercayaan bahwa kesadaran bisa merupakan segala-galanya atau sama sekali tak berarti apa-apa. Dengan kata lain, apakah kita menyadari sesuatu atau tidak. Kepercayaan seperti itu jelas tidak berdasar dan sangat keliru. Riset tentang psikologi kognitif yang dilakukan selama lebih dari 35 tahun membuktikan bahwa concious awareness is a dimension and not a dichotomy. It is a matter of degree (kesadaran yang sadar merupakan sebuah dimensi, bukan dikotomi, ini hanya menyangkut masalah tingkat kesadaran).

Coba perhatikan suara-suara di sekitar kita. Apa yang kita dengar? Apakah kita menyadari suara-suara itu sebelum kita menyebutnya? Barangkali tidak. Alasannya adalah tingkat kesadaran. Kita tidak memperhatikan suara-suara itu, namun bukan berarti suara-suara itu di bawah alam sadar (subliminal). Bahwa suara-suara itu tidak dapat anda dengar, mungkin benar. Agar cara berfikir kita lebih manfaat, kita perlu mengaitkan masalah ini dengan kedalaman proses mental. Karena selain "alam bawah sadar" kita dapat pula menggunakan istilah "proses dangkal".

Labels: