Para pemasang iklan dapat mengukur visualisasi suatu merek atau kemasan yang mudah diingat melalui penelitian pasar seperti yang mereka jumpai pada agenda mental. Di supermarket, mereka menyiapkan satu rak pajangan untuk satu merek dengan jarak yang sama antara satu rak dengan rak lainnya.
Kemudian, mereka potret rak-rak pajangan itu. Mereka lalu menunjukkan foto-foto itu kepada konsumen secara random dan bertanya kepada mereka nama merek yang mereka lihat. Ketepan dan kecepatan dalam memperhatikan merek-merek itu menjadi sebuah ukuran visualisasi yang mudah diingat. (sebenarnya, dengan menggunakan beberapa foto dan mengontrol posisi rak pajangan secara random, para peneliti bermaksud mengubah posisi setiap merek.)
Satu alasan kita sulit menganalisis efek iklan secara mendalam dan mengapa iklan tetap menyimpan sebuah misteri adalah karena efek-efek itu sering begitu sederhana dan begitu kecil sehingga tampak seperti persuasi yang sama sekali palsu. Iklan mempengaruhi urut-urutan ketika kita membangkitkan atau memperhatikan alternatif-alternatif yang kita pertimbangkan. Iklan tidak dirasakan sebagai sebuah persuasi dan memang bukan – namun tetap efektif. Kecuali persuasi dan efek utama lainnya, kita perlu mencari "bulu" atau efek minoritas. Hal ini dapat memberikan keseimbangan ketika kita harus menghadapi merek-merek alternatif yang tidak sama. Melalui pengulangan itu dapat ditumbuhkan sesuatu yang sebelumnya tidak tampak/terasa.
Labels: