Mempengaruhi urut-urutan alternatif juga dikenal dengan teori penyusunan agenda komunikasi massa. Dengan kata lain, media massa tidak menjelaskan pada kita apa yang harus kita pikirkan. Dalam hal ini, media massa itu hanya sebatas menyusun agenda mental.
Teori penyusunan agenda pada awalnya dikembangkan untuk menjelaskan pengaruh media massa dalam menentukan isu-isu politik mana yang paling hangat dalam pemilihan umum. Para anggota komite dan politisi Adroit mengatakan jika anda dapat mengendalikan agenda itu, anda akan mampu memimpin sebuah pertemuan. Terbukti, tidak sampai tahun1981, lerelevansinya terhadap iklan diakui.
Kita dapat membuat agenda mental untuk segala keperluan.
Apa beritanya?
1. Pernyataan Presiden
2. Keadaan perekonomian
3. Tingkat bunuh diri pada remaja
4. Penculikan anak-anak
5. Olympiade
Apa pilihan untuk makan siang?
1. Salad
2. Sandwich
3. Mcdonald's
4. TGI Friday
5. Pizza Hut
Kita dapat mengetahui agenda mental kita sendiri dengan mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran kita – melalui kategori khusus dan dengan menguji urutan itu (mana yang muncul). Kategori itu barangkali "Apa pilihan untuk makan siang", "Apa beritanya?" atau minuman ringan merek apa yang harus dibeli.
Meskipun pikiran kita mampu menggerakkan beberapa agenda itu, tidak semua bagian masuk dalam pikiran kita sekaligus. Di sini diperlukan satu proses berdasarkan urutan-urutan itu. Bagian-bagian yang berada dalam urutan atas agenda mental adalah yang paling menonjol, dan mungkin yang kita ingat pertama kali. Hal ini sama dengan memilih restoran, toserba atau supermarket mana untuk minggu ini. Atau, sama dengan keputusan untuk memasukkan mobil atau handphone dalam daftar pembelian – atau dealer mana yang akan dipilih. Namun, pada kenyataannya, urutan dari bagian-bagian itu – yang telah masuk dalam memori kita – sering tidak konsisten. Misalnya, kita masih harus memilih apakah makan di Mcdonald's atau Pizza Hut, sekalipun agenda mental kita menempatkan Mcdonald's di atas Pizza Hut.
Efek penyusunan agenda juga terjadi ketika kita memiliki satu daftar pilihan atau saat kita berada di depan papan display barang-barang seperti di supermarket. Bahkan, di sini merek-merek yang dipajang itu tidak menarik perhatian kita secara simultan. Dan memang tidak semua merek itu menarik perhatian kita.
Coba perhatikan bagaimana proses itu berjalan. Kita berdiri persis di depan papan display itu. Pertama, kita memperhatikan satu merek, lalu merek-merek yang lain, begitu seterusnya. Proses ini terjadi sangat cepat, namun tetap sesuai urutan. Jadi sekalipun semua merek dipajang, orang tidak perlu mengingat atau memperhatikan semuanya. Saat ini dalam satu supermarket tersedia lebih dari 30.000 jenis barang, atau naik 17.500 dibanding satu dekade lalu. Kenaikan ini menjadi sebuah pertanyaan: apa yang membuat sebuah merek tetap bertahan di supermarket? Dalam istilah marketing, apa penyebab merek itu "mengacaukan" semua paket alternatif? Apa yang menyebabkan sebuah merek lebih diperhatikan daripada yang lain di supermarket?
Untuk menjawab itu semua, kita akan mempelajari apa yang disebut sebagai konsep mudah diingat (salience concept). Dalam konteks ini, kita akan belajar bagaimana sebuah merek dapat diubah dari urutan kelima menjadi keempat lalu ketiga dan dari ketiga menjadi kedua kemudian menjadi urutan pertama yang paling diperhatikan. Semakin naik suatu merek ke posisi puncak (urutan agenda mental) akan semakin besar pula kesempatan untuk dipertimbangkan – yang pada gilirannya berpeluang untuk dibeli.
Fisik suatu merek yang mudah diingat, jarak dan posisi rak menjadi hal yang sangat penting di supermarket. Namun, iklan dapat mempengaruhi pilihan ketika faktor-faktor lain (seperti jarak atau posisi rak) sama. Dalam hal ini, iklan dapat membantu meningkatkan keseimbangan.
Menanyakan tentang faktor penyebab sebuah merek lebih mudah diingat daripada yang lain sama seperti menanyakan pengaruh posisi Pizza Hut dalam agenda mental kita saat akan makan siang. Di supermarket, di samping harus mengingat semua alternatif yang telah tersusun dalam agenda mental, kita disarankan melihat setiap papan display-nya. Namun, berbagai merek yang kita perhatikan dan juga urut-urutannya dapat dipengaruhi oleh lebih dari sekedar display itu.
Labels: