Share |





Kenali Sebab dan Gejala Rematik Arthritis


Penulis : Ikarowina Tarigan

Media Indonesia.com - REMATIK arthritis (RA) merupakan gangguan autoimun yang menyebabkan peradangan di lapisan persendian. Jaringan tubuh secara salah diserang oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. RA bisa menyerang kulit, mata, paru-paru, jantung, darah atau saraf. 

RA merupakan gangguan kronis. Artinya, meskipun kemungkinan ada waktu bebas gejala, penyakit tersebut bisa memburuk seiring waktu dan kemungkinan tidak pernah sembuh total. Pengobatan intensif sejak dini merupakan kunci untuk memperlambat atau mengentikan perkembangan penyakit ini.

Gejala RA
Sama sepertri tipe radang sendi lainnya, peradangan di persendian akibat RA diikuti dengan rasa sakit, peningkatan suhu (menjadi hangat), dan pembengkakan. Tapi berbeda dengan tipe radang sendi lainnya, peradangan akibat RA umumnya bersifat simetris, muncul di kedua sisi tubuh secara berkelanjutan (seperti pergelangan tangan, lutut atau tangan).

Gejala RA lainnya termasuk kaku di persendian (khususnya di pagi hari atau setelah diam dalam jangka waktu), letih berkepanjangan dan demam dengan suhu rendah. Gejala biasanya berkembang secara bertahap dalam hitungan tahun. Namun pada beberapa kasus, gejala juga bisa muncul dengan cepat.

Target
Berdasarkan data, seperti diuraikan di situs webmd.com, RA biasanya menyerang orang-orang berusia 30 hingga 35. Tapi, orang berusia lebih muda atau tua juga bisa terserang. RA dua hingga tiga kali lebih sering muncul pada perempuan dibandingkan lelaki. Faktor risiko lain yang turut memengaruhi adalah kebiasaan merokok dan sejarah keluarga.

Penyebab
Sel-sel kekebalan tubuh, seperti limfosit, normalnya melindungi tubuh dari serangan asing. Akan tetapi, dalam kasus RA, sel ini justru menyerang persendian dan jaringan yang sehat. Penyebab pastinya belum diketahui, tapi peneliti meyakini bahwa hal ini disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Seseorang kemungkinan memiliki kecenderungan genetik yang jika diserang bakteri atau virus tertentu, bisa mengalami RA. Tapi hingga saat ini, peneliti belum menemukan infeksi khusus.

Efek RA terhadap persendian
Peradangan lapisan persendian (dikenal dengan synovium) bisa merusak tulang rawan dan tulang, sehingga menyebabkan kerusakan sendi. Begitu kondisi ini terus berkembang, persendian akan kehilangan fungsi dan terasa sakit.

Efek RA terhadap tubuh
Karena RA merupakan penyakit sistemik, gangguan ini bisa menyerang organ dan area tubuh selain persendian, termasuk:

Rheumatoid Nodules: ditandai dengan benjolan keras di bawah kulit dan dalam organ-organ dalam.

Sjogren's syndrome: ditandai dengan peradangan dan kerusakan kelenjar mata dan mulut. Bagian tubuh lainnya juga bisa terserang.

Pleuritis: peradangan lapisan paru-paru.

Pericarditis: peradangan di lapisan yang mengelilingi jantung.

Anemia: kekurangan sel-sel darah merah.

Felty syndrome: kekurangan sel-sel darah putih, berhubungan dengan pembesaran limpa.

Vasculitis: peradangan pembuluh darah, yang bisa mengganggu suplai darah ke jaringan.

Juvenile Rheumatoid Arthritis (JRA)
JRA dikelompokkan berdasarkan jumlah persendian yang terserang. Oligo- atau pauci- articular JRA (empat atau lebih sedikit persendian yang terserang), polyarticular JRA (lima atau lebih persendian yang terserang), atau systemic JRA (organ-organ lain juga terserang).

RA dan kehamilan
Yang cukup mengejutkan, RA membaik hingga 80 persen selama kehamilan, meskipun penyakit tersebut bisa kambuh lagi setelah melahirkan. Bagaimana dan mengapa hal ini terjadi masih belum diketahui dengan jelas. Jika sedang mencoba hamil, berkonsultasilah dengan dokter mengenai obat-obat RA yang aman digunakan. Penyesuaian obat mungkin perlu dilakukan sebelum hamil dan selama kehamilan. (IK/OL-06)

Labels: